Kamis, 02 Agustus 2012

1001 Doa di Bulan Ramadhan yang Penuh Berkah

Yaa Allah! Jadikanlah puasaku sebagai puasa orang-orang yang benar-benar berpuasa. Dan ibadah malamku sebagai ibadah orang-orang yang benar-benar melakukan ibadah malam. Dan jagalah aku dan tidurnya orang-orang yang lalai. Hapuskanlah dosaku … Wahai Tuhan sekalian alam!!


Dan ampunilah aku, Wahai Pengampun para pembuat dosa.
Yaa Allah! Janganlah Engkau hinakan aku karena perbuatan maksiat terhadap-MU, dan janganlah Engkau pukul aku dengan cambuk balasan-MU. Jauhkanlah aku dari hal-hal yang dapat menyebabkan kemurkaan-MU, dengan anugerah dan bantuan-MU, Wahai puncak keinginan orang-orang yang berkeinginan!

Yaa Allah! Bantulah aku untuk melaksanakan puasanya, dan ibadah malamnya. Jauhkanlah aku dari kelalaian dan dosa-dosanya. Dan berikanlah aku dzikir berupa dzikir mengingat-MU secara berkesinambungan, dengan Taufiq- MU, Wahai Pemberi Petunjuk orang-onang yang sesat.

Yaa Allah! Berilah aku rizki berupa kasih sayang terhadap anak-anak yatim dan pemberian makan, serta penyebaran salam, dan pergaulan dengan orang-onang mulia, dengan kemuliaan-MU, Wahai tempat berlindung bagi orang-orang yang berharap

Ya Allah, telah tiba bulan Ramadhan. Wahai Tuhan pemilik bulan Ramadhan, Engkau telah menurunkan Al-Qur’an di dalamnya dan telah menjadikannya sebagai penjelas atas petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Wahai Tuhan kami, berkatilah kami di dalamnya dan bantulah kami dalam melaksanakan puasa dan menunaikan shalat di dalamnya. Terimalah amal-amal kami di bulan ini.” *)

“Ya Allah, segala puji bagiMu yang telah membimbing kami untuk memujiMu supaya kami mengerti bersyukur atas segala kebaikanMu dan supaya Engkau membalas kami dengan balasan yang Kau berikan pada mereka yang berbuat kebajikan.
Segala puji bagi Allah yang menganugerahi kami dengan agamaNya, mengistimewakan kami dengan millahNya dan menunjukkan kami jalan-jalan kebaikanNya, dengan pujian yang Dia terima dari kita dan membuatNya ridha kepada kita.

Segala puji bagi Allah yang menjadikan di antara jalan-jalan (kebaikanNya) adalah bulan Ramadhan, bulan puasa, bulan Islam, bulan kesucian, bulan pembersihan, bulan menegakkan shalat malam, bulan yang di dalamnya Al Qur’an diturunkan sebagai penyuluh dan (rincian) penjelasan petunjuk dan pembeda bagi manusia. (QS Al Baqarah: 185).
“Allahumma bariklana fii rajab wa sya’ban wa balighna Ramadhan”

Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab, Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan (HR. Ahmad dan Thabrani

Yaa Allah! Sediakanlah untukku sebagian dari rahmat-MU yang luas, dan beriknalah aku petunjuk kepada ajaran- ajaran-MU yang terang, dan bimbinglah aku menuju kepada kerelaan-MU yang penuh dengan kecintaan-MU, Wahai harapan orang-orang yang rindu.
Yaa Allah! Dekatkanlah aku kepada kenidloan-MU dan jauhkanlah aku dan kemurkaan serta balasan-MU. Berilah aku kemampuan untuk membaca ayat-ayat-MU dengan rahmat-MU, Wahai Maha Pengasih dad semua Pengasih!!

Yaa Allah! Berikanlah aku rizki akal dan kewaspadaan. dan jauhkanlah aku dari kebodohan dan kesesatan. Sediakanlah bagian untukku dari segala kebaikan yang KAU turunkan, demi kemurahan-MU, Wahai dzat Yang Maha Dermawan dari semua dermawan!

Yaa Allah! Berikanlah kekuatan kepadaku, untuk menegakkan perintah-perintah-MU, dan berilah aku manisnya bendzikin mengingat-MU. Berilah aku kekuatan untuk menunaikan syukur kepada-MU, dengan kemuliaan- MU. Dan jagalah aku dengan penjagaan-MU dan perlindungan-MU, Wahai dzat Yang Maha Melihat.

Yaa Allah! Jadikanlah aku diantara orang-orang yang memohon ampunan, dan jadikanlah aku sebagai hamba-MU yang sholeh dan setia serta jadikanlah aku diantara Auliya’- MU yang dekat disisi-MU, dengan kelembutan-MU, Wahai dzat Yang Maha Pengasih di antara semua pengasih.

Yaa Allah! Jadikanlah aku diantara orang-orang yang bertawakkal kepada-Mu, dan jadikanlah aku diantara orang- orang yang menang disisi-MU, dan jadikanlah aku diantara orang-orang yang dekat kepada-MU dengan ikhsan-MU, Wahai Tujuan orang-orang yang memohon.
Do’a Mohon Keselamatan
Artinya: “Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir.” (Qs. Yunus: 85-86).
Penjelasan:
Doa ini dibaca oleh kelompok minoritas yang beriman kepada Nabi Musa a.s., setelah mereka menyaksikan kemukjizatannya dihadapan Fir’aun. Ketika itu, kaum Nabi Musa as yang terdiri dari pemuda-pemuda dalam keadaan takut, bahwa Fir’aun dan pemuka-pemukanya akan menyiksa mereka. Maka pada waktu itu pula Nabi Musa as memerintahkan kepada kaumnya agar tidak takut dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Swt., seraya berdoa dengan lafazh doa diatas. Bisa dilihat dalam Surah Yunus ayat 83-86. 
Do’a Mohon Perlindungan
Artinya: “Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampunan serta tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Hud: 47).
Penjelasan:
Doa ini merupakan doanya Nabi Nuh a.s., yaitu ketika kaumnya termasuk anaknya (kan’an) ikut dihancurkan oleh Allah Swt. melalui banjir besar. Nabi Nuh a.s. perotes kepada Allah Swt., “kenapa anaknya (kan’an) ikut dihancurkan padahal dia adalah bagian dari keluargaku, dan Engkau sendiri berjanji akan menyelamatkan keluargaku dan menenggelamkan kaumku.” (QS. Hud ayat 45).
Kemudian Allah memberikan jawaban: “bahwa dia (Kan’an) bukan termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan, karena dia tidak shalih dan beriman kepada Allah. Padahal yang akan diselamatkan dari banjir besar adalah mereka-mereka yang beriman kepada Allah.(Hud ayat 46).
S
etelah diperingatkan Allah, Nabi Nuh a.s. berdoa dengan lafazh doa diatas. Kemudian Allah mengabulkan doanya. (QS. Hud ayat 48). 
Do’a Keluarga Maslahah
Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Ibrahim: 41-42).
Penjelasan:
Doa diatas baik sekali dibaca dalam berbagai kesempatan, agar diri kita dan keluarga kita serta turunan kita senantiasa taat dan rajin beribadah kepada Allah Swt., khususnya ibadah shalat yang telah diwajibkan.
Dalam Al-Quran dikisahkan, bahwa doa tersebut dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s., ketika ia baru saja memohon agar kota Mekkah dijadikan kota tentram, aman dan anak turunannaya diselematkan dari menyembah berhala. Lebih detail tentang kisah nabi ibrahim bisa dilihat dalam Al-Ouran Surah Ib�h�m ayat 35-42. 
Do’a Mohon Tempat yang Baik
Artinya: “Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah pula aku secara keluar yang benar. Dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan (pemimpin) yang menolong.” (Al-Isr’: 80).
Penjelasan:
Doa di atas dibaca bukan hanya dikhususkan ketika kita akan pergi. Tetapi dalam berbagai keadaan yang sering kali berubah sangat dianjurkan untuk dibacanya seperti akan melaksanakan pemilihan umum untuk memilih pemimpin. Doa di atas dibaca agar kita mendapatkan pemimpin yang jujur dan bijaksana. Baik juga doa di atas dibaca ketika kita akan meninggalkan tempat yang kita huni (dunia), memohon agar ditempatkan pada tempat yang layak setelah meninggal. Demikian Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya. 
Do’a Mohon diberi Kemudahan
Artinya: “Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini.” (QS. Al-Kahfi: 10).
Penjelasan:
Doa diatas baik sekali dibaca oleh para pejuang muda yang menegakkan agama Allah agar mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan. Karena doa tersebut adalah doa yang dibaca pemuda Ashh�b al-Kahfi, yakni sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt. hingga mendapatkan petunjuk yang sempurna dari sisi-Nya. Doa ini dibaca oleh mereka ketika akan masuk gua sebagai persembunyiannya untuk menyelamatkan agama yang hak, agama yang mereka pegangi dari fitnah-fitnah dan orang-orang zhalim. Dan Allah Swt. mengabulkan doa mereka Kisah Ashhbu al-Kahfi dapat dibaca dalam Surah Al-Kahfi dari ayat 9-26. 
Do’a Kelapangan hati
Artinya: “Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha: 27)
Penjelasan:
Doa di atas balk sekali dibaca ketika menghadapi kezhaliman seseorang, kelompok, dan penguasa. Juga dibaca agar mendapatkan kelancaran, kemudahan dalam berdakwah. Doa ini pula yang sering dibaca oleh para mubaligh.
Al-Quran mengisahkan, bahwa doa tersebut dibaca oleh Nabi Musa a.s. ketika mendapat perintah dari Allah Swt. agar menyampaikan risalah kepada Fir’aun. Dan akhirnya Allah Swt. mengabulkan permintaan Nabi Musa a.s., bisa dilihat dalam Al-Quran Surah Al-kahfi dari ayat 24-36. 

Do’a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik
Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik.” (QS. Al-Anbiyai’: 89).
Artinya: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali ‘Imron: 38).
Penjelasan:
Doa di atas baik sekali dibaca oleh orang-orang yang belum mempunyai keturunan dan pasangan hidup. Juga baik sekali dibaca oleh setiap muslim agar diberi keturunan yang shalih.
Kedua ayat diatas merupakan doanya Nabi Zakariya a.s. agar diberi keturunan sebagai pelenjut perjuangannya menegakkan agama Allah. Kisah Nabi Zakaria bisa dilihat dalam Al-Our’an Surah Al-Anbiya’ ayat, 89-90; Ali-’Imron, 38-41. 
Do’a Mohon Terlepas dari Musibah
Artinya: “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung pula kepada-Mu, ya Tuhan kami dari kedatangan mereka kepadaku.” (OS. Al-Mukminn: 97-98).
Penjelasan:
Doa di atas dibaca dalam berbagai keadaan agar selamat dari tipu daya syathan, baik dalam beramal maupun dalam pergaulan. Dan doa diatas merupakan perintah Allah agar kita memperbanyak membacanya ketika terjadi musibah. (QS. Al-Mukminn ayat 93-94). 

Ya Allah, telah tiba bulan Ramadhan. Wahai Tuhan pemilik bulan Ramadhan, Engkau telah menurunkan Al-Qur’an di dalamnya dan telah menjadikannya sebagai penjelas atas petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Wahai Tuhan kami, berkatilah kami di dalamnya dan bantulah kami dalam melaksanakan puasa dan menunaikan shalat di dalamnya. Terimalah amal-amal kami di bulan ini.” *)

“Ya Allah, segala puji bagiMu yang telah membimbing kami untuk memujiMu supaya kami mengerti bersyukur atas segala kebaikanMu dan supaya Engkau membalas kami dengan balasan yang Kau berikan pada mereka yang berbuat kebajikan.
Segala puji bagi Allah yang menganugerahi kami dengan agamaNya, mengistimewakan kami dengan millahNya dan menunjukkan kami jalan-jalan kebaikanNya, dengan pujian yang Dia terima dari kita dan membuatNya ridha kepada kita.

Segala puji bagi Allah yang menjadikan di antara jalan-jalan (kebaikanNya) adalah bulan Ramadhan, bulan puasa, bulan Islam, bulan kesucian, bulan pembersihan, bulan menegakkan shalat malam, bulan yang di dalamnya Al Qur’an diturunkan sebagai penyuluh dan (rincian) penjelasan petunjuk dan pembeda bagi manusia. (QS Al Baqarah: 185).
“Allahumma bariklana fii rajab wa sya’ban wa balighna Ramadhan”

Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab, Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan (HR. Ahmad dan Thabrani
Do’a Mohon Kemuliaan

Artinya: “Ya Tuhan kami, jauhkanlah adzab Jahanam dari kami, Sungguh ‘adzab itu adalah kebinasaan yang kekal.” (QS. Al-Furqn: 65).
Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqn: 74).
Penjelasan:
Dalam Al-Quran dikisahkan, bahwa doa tersebut dibaca oleh orang-orang yang senantiasa memuji dan menyucikannya. Mereka senantiasa berpegang teguh pada etika Islam, beramal shalih, memperbanyak dzikir dan doa dalam segala kesempata

Yaa Allah! Tanamkanlah dalam diriku kecintaan kepada perbuatan baik, dan tanamkanlah dalam diriku kebencian terhadap kemaksiatan dan kefasikan. Jauhkanlah dariku kemurkaan-MU dan api neraka dengan pertolongan-MU, Wahai Penolong orang-orang yang meminta pertolongan.

Yaa Allah! Hiasilah diriku dengan penutup dan kesucian. Tutupilah diriku dengan pakaian qana’ah dan kerelaan. Tempatkanlah aku di atas jalan keadilan dan sikap tulus. Amankanlah diniku dari setiap yang aku takuti dengan penjagaan-MU, Wahai penjaga orang-orang yang takut.

Yaa Allah! Sucikanlah diriku dari kekotoran dan kejelekan. Berilah kesabaran padaku untuk menenima segala ketentuan. Dan berilah kemampuan kepadaku untuk bertaqwa, dan bergaul dengan orang-orang yang baik dengan bantuan-MU,Wahai Dambaan orang-orang miskin.
Yaa Allah! Penuhilah bagianku dengan berkah-berkahnya, dan mudahkanlah jalanku menuju kebaikan-kebaikannya. Janganlah Kau jauhkan aku dari ketertedmaan kebaikan- kebaikannya, Wahai Pemberi petunjuk kepada kebenaran yang terang.

Yaa Allah! Bukakanlah bagiku pintu-pintu sorga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu neraka, dan berikanlah kemampuan padaku untuk membaca AI-Quran Wahai Penurun ketenangan di dalam hati orang-orang Mu’min.

Yaa Allah! berilah aku petunjuk menuju kepada keridloan- MU. Dan janganlah Engkau beri jalan kepada setan untuk menguasaiku. Jadikanlah sorga bagiku sebagai tempat tinggal dan peristirahatan, Wahai Pemenuh keperluan orang- orang yang meminta.

Yaa Allah! Bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-MU, turunkan untukku berkah-berkahmu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keridloan-MU, dan tempatkanlah aku di dalam sorga-MU yang luas, Wahai Penjawab doa orang-orang yang dalam kesempitan.
Ya Allah Rabb kami yang maha pemberi Rahmat dan Karunia, di sore yang Cerah ini

Hambamu Berkumpul mengucap syukur atas segala nikmat-nikmat-Mu, Ni’mat yang melimpah, ni’mat yg tiada mungkin kami dapat untuk menghitungnya wainta’uddu ni’matallahi la tuhsu ha. Untuk itu Ya Allah Jadikanlah kami semua sebagai hamba yang senantiasa bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Pengampun begitu banyak dosa-dosa yang telah kami kerjakan, begitu banyak kesalahan dan kemaksiatan kami lakukan, baik yang disengaja maupun yang karena kesombongan dan keangkuhan kami, maka ampunillah kami ya Allah ( Allahummaghfirlana Dzunu bana ).

Ya Allah, Atas Nikmatmu kami semua bisa bertemu dengan bulan yang penuh berkah ini, berikanlah kekuatan kepada kami, agar kami dapat menjadikan Ramadhan ini menjadi Ramadhan yang bermakna, Ramadhan yang terbaik, Ramadhan yang akan mengantarkan kami kepada puncak ketaqwaan, Ramadhan yang akan menghapus segala kesalahan dan dosa kami, Ramadhan yang akan memasukkan kami ke dalam surga-Mu melalui pintu Ar-Royyan seperti yang Engkau Janjikan, Ramadhan yang akan mempertemukan kami dengan orang-orang yang kami cintai di Surga-Mu, Ramadhan yang akan mepertemukan kami dengan-Mu Ya Allah

Allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ’afwa wa’fu’anna ya Kariim, Allahumma Inna nasalukal jannah wana’u dzubika min sakhotika wannaar

Ya Allah, kami hampir-hampir tidak pernah lupa membaca koran, surat kabar sekedar untuk tahu perkembangan hari ini, akan tetapi Ya Allah betapa jarangnya kami menyempatkan diri membaca kitab suci-Mu. Untuk itu ya Allah Kuatkanlah tekad dan diri kami untuk bisa merasakan indahnya firman-firman-Mu.

Ya Allah di saat gedung-gedung yang kami bangun semakin tinggi, akan tetapi ahlak kami semakin rendah, disaat jalan-jalan yang kami buat semakin lebar akan tetapi semakin sempit pikiran kami, untuk itu ya Allah perbaikilah senantiasa ahlak kami, ahlak keluarga kami, ahlak anak kami dan ahlak masyarakat kami.

Ya Allah, betapa sering kami menghabiskan waktu untuk menyaksikan tontonan2 di rumah kami, akan tetapi sangat berat tubuh kami untuk mengaji, untuk itu ya Allah ringankanlah langkah kami untuk senantiasa hadir dalam majlis majlis mulia kami

Ya Allah Yang Maha Suci, betapa sering kami menghabiskan waktu untuk mencuci dan membersihkan kendaraan yang kami miliki, akan tetapi rasanya tiada waktu bagi kami untuk membersihkan dan mencuci hati kami, mulai hari ini Ya Allah bersihkanlah hati-hati kami, jauhkanlah kami dari perasaan dengki, perasaan iri, prasangka, khianat dan kebohongan di antara kami.

Ya Allah di saat rumah-rumah kami semakin indah, akan tetapi semakin sedikit waktu kami untuk menikmatinya, oleh karena itu Ya Allah berkahilah senantiasa waktu kehidupan keluarga kami.

Ya Allah di zaman yang kami lihat semakin banyak keluarga yang mempunyai banyak penghasilan, keluarga-keluarga yang terkenal, namun juga semakin banyak kami lihat keluarga yang tercerai berai ya Allah, oleh karena itu Ya Allah kuatkanlah selalu ikatan keluarga kami, jadikanlah keluarga kami keluarga yang senantiasa dalam nuansa cahaya islam , keluarga yang berkah, sakinah, mawaddah wa rahmah.

Allahumma arinal haqqo warzuqnat tiba’ah warinal bathila bathilah warzuqnat tinabah ( Ya Allah tunjukanlah kepada kami yang benar itu benar dan berikanlah kepada kami kekuatan untuk dapat mengikutinya, dan tunjukanlah yang salah itu salah dan berikanlah kepada kami kekuatan untuk menjauhi dan meninggalkannya )

Ya Allah Yang Maha Bijaksana, Rasulmu mengatakan Innallaha yuhibbu idza ‘amila ahadukum an yuthqinahu ( Bahwa Engkau ya Allah menyukai manakala hambaMu beramal dan bekerja dg amalan yang rapi/profesional ) akan tetapi ya Allah, Masih Jauh gambaran kerja kami dari profesional dan ideal. Maka Ya Allah ampunilah kami atas segala amanah yang diberikan kepada kami. Janganlah amanah yang Engkau berikan kepada kami menjadi alat kesombongan kami. Dan janganlah juga Engkau berikan beban yang berat kepada kami beban yang tiada bisa kami memikulnya ( La yukallifullahu nafsan illa wus ‘aha ).

Ya Allah yang Maha Memberi Petunjuk, Entah apa yang nanti bisa kami hadapkan di pengadilan-Mu kelak, saat mulut ini terkunci, saat kata tiada lagi, saat kaki mengatakan ke tempat maksiat mana kami pergi, saat tangan mengatakan apa saja yang kami ambil yang bukan hak kami, saat mata mengatakan apa-apa yang tidak pantas kami pandang. Mulai hari ini ya Allah limpahkan petunjuk-Mu, bimbinglah kami di jalan-Mu, terangi kami dengan Cahaya Kelembutan-Mu.

Ya Allah jadikanlah momentum sepuluh hari terakhir ini menjadi momentum perubahan pada diri kami, perubahan yang terus menerus ke arah perbaikan, Perubahan yang dahsyat, sebagaimana Engkau merubah ulat yang menjijikan menjadi kupu-kupu yang sangat indah dengan cara berpuasa menjadi kepompong. Demikian juga kami ya Allah, rubahlah diri kami menjadi manusia baru yang suci, manusia yang mulia manusia yang taqwa dengan kebrkahan Ramadhan-Mu ini Ya Allah.

Yaa Allah yang Maha Mengabulkan Doa dan Menghapuskan Dosa, kami sadari betapa kotornya diri kami, betapa banyak dosa kami, betapa hitam hati kami, tetapi kami tidak penah berputus asa dari mengharap rahmatMU yaa Allah. Satu pinta terakhir kami yaa Allah terimalah tobat kami sebelum maut menjemput, berikan rahmat saat menghadapi maut, ampunkan kami setelah maut, dan ringankan beban kami dalam menghadapi sakaratul maut. Yaa Allah terimalah doa dan ampunkan dosa kami. Amiin yaa Robbal ‘Alamin.

Ya Allah jadikanlah kenikmatan yang tertinggi yang kami peroleh adalah kenikmatan berada dalam surgamu, Ya Allah jadikanlah perjumpaan denganMu adalah puncak cita-cita kami. Jadikanlah ketentraman kami yang paling akhir adalah berkumpul dengan orang-orang yang kami cintai di akhirat nanti.

Ya Allah berikanlah kebahagiaan kepada Ibunda dan ayahanda kami, dan kebahagiaan kepada saudara-saudara kami.

Ya Allah Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat ( Rabbana atina fid dunia hasanah wa fil akhirati hasanah wakina ‘adza bannar )

Yaa Allah! Sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai Penghapus kesalahan onang-orang yang berdosa.

Yaa Allah! Aku memohon kepada-MU hal-hal yang mendatangkan keridloan-MU, dan aku berlindung dengan- MU dan hal-hal yang mendatangkan kemarahan-MU, dan aku memohon kepada-MU kemampuan untuk mentaati-MU serta menghindari kemaksiatan tenhadap-MU, Wahai Pemberi para peminta.

Yaa Allah! Jadikanlah aku orang-.orang yang mencintai Auliya-MU dan memusuhi musuh-musuh MU. Jadikanlah aku pengikut sunnah-sunnah penutup Nabi-MU, Wahai Penjaga hati para Nabi.
Yaa Allah! Janganlah.Engkau hukum aku, karena kekeliruan yang kulakukan. Dan ampunilah aku dari kesalahan-kesalahan dan kebodohan. Janganlah Engkau jadikan diriku sebagai sasaran bala’ dan malapetaka dengan kemualian-MU, Wahai Kemulian kaum Muslimin.
Yaa Allah! Berilah aku rizki berupa ketaatan orang-orang yang khusyu’. Dan lapangkanlah dadaku dengan taubatnya orang-orang yang menyesal, dengan keamanan-MU, Wahai Keamanan untuk orang-orang yang takut.

Segala puji bagi Allah yang menganugerahi kami dengan agamaNya, mengistimewakan kami dengan millahNya dan menunjukkan kami jalan-jalan kebaikanNya, dengan pujian yang Dia terima dari kita dan membuatNya ridha kepada kita.

Segala puji bagi Allah yang menjadikan di antara jalan-jalan (kebaikanNya) adalah bulan Ramadhan, bulan puasa, bulan Islam, bulan kesucian, bulan pembersihan, bulan menegakkan shalat malam, bulan yang di dalamnya Al Qur’an diturunkan sebagai penyuluh dan (rincian) penjelasan petunjuk dan pembeda bagi manusia. (QS Al Baqarah: 185).

Dia menjelaskan keutamaan bulan ini melebihi semua bulan dengan menjadikannya berlimpah dengan kesucian dan bertabur dengan fadhilah. Dia mengharamkan di bulan ini yang dihalalkan di bulan lain sebagai pengagungan untuknya. Dia larang di bulan ini makan dan minum sebagai penghormatan untuknya. Dia jadikan di bulan ini waktu-waktu tertentu (saat sahur dan buka) yang tidak boleh didahulukan dan tidak boleh diakhirkan. Lalu, Dia muliakan satu malam di antara malam-malam bulan ini melebihi malam-malam seribu bulan. Dia namakan malam itu dengan malam Lailatul Qadar. Pada malam itu turun para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, menebar kedamaian (bagi mereka) (QS al-Qadr:4-5) terus-menerus dan menaburkan keberkahan sampai terbit fajar kepada siapa saja dikehendaki dari para hamba Allah sesuai dengan ketentuan dan ketetapanNya.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya dan ilhamkan kepada kami untuk mengenal kebesarannya (Ramadhan), mengagungkan kesuciannya, menjaga apa yang dilarangnya. Bantulah kami untuk menjalankan puasanya dengan menahan anggota badan dari durhaka kepadaMu dan menggunakannya untuk segala apa yang Kau ridhai. Sampai kemudian telinga-telingan kami tidak mengarah pada kesia-siaan, mata-mata kami tidak terpusat pada kealpaan, tangan-tangan kami tidak kami ulurkan pada larangan, kaki-kaki kami tidak kami langkahkan pada keburukan, perut-perut kami tidak kami isi kecuali dengan yang Engkau halalkan, lidah-lidah kami tidak berbicara kecuali yang Engkau contohkan. Kami tidak melakukan kecuali yang mendekatkan pahalaMu dan kami tidak mengerjakan kecuali yang dapat menghindarkan kami dari siksaMu.

Maka bersihkanlah semua (amal-amal) itu dari riyanya tukang riya, daro pamernya tukang pamer. Di bulan ini kami tak akan menyekutukanMu dengan siapapun dan tidak akan mencari kerinduan selain kepadaMu.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya. Bantulah kami di bulan Ramadhan untuk memperhatikan waktu-waktu shalat yang lima dengan hukum-hukumnya yang Kau tentukan, fardhu-fardhunya yang Kau fardhukan, tugas-tugasnya yang Kau tugaskan, dan waktunya yang Kau tetapkan.

Di dalam shalat kami naikkan kami ke tingkatan orang yang memelihara tahap-tahapnya, menjaga rukun-rukunnya, melakukannya pada waktu yang sesuai dengan apa yang disunahkan hambaMu, RasulMu SAW, dalam ruku’nya, sujudnya, dan semua geraknya, dengan kesucian yang paling tinggi dan paling sempurna, dengan kekhusyuan yang paling nyata dan paling menukik.

Dalam bulan in, bantulah kami untuk menyambungkan persaudaraan dengan kebajikan dan kekeluargaan, memperhatikan tetangga kami dengan bantuan dan pemberian, membebaskan harta kami dari tuntutan, membersihkannya dengan mengeluarkan zakat, menyambung lagi orang yang menjauhi kami, memperlakukan dengan adil orang yang menyakiti kami, berdamai dengan irang yang memusuhi kami, kecuali dalam permusuhan yang semata karenaMu dan untukMu, karena dialah musuh yang tidak kami senangi dan golongan yang tidak kami sukai.

Dalam bulan ini, bantulah kami untuk mendekatkatiMu dengan amal-amal suci yang membersihkan dosa-dosa kami dan menjaga kami dari mengulangi cela, sehingga para malaikatMu tidak lebih banyak memasuki pintu-pintu ketaatan dan macam-macam peribadatan daripada yang kami persembahkan untukMu.

Ya Allah, aku bermohon kepadaMu demi hak bulan ini, demi hak siapa saja yang menyembahMu, sejak permulaannya sampai waktu kematiannya, para malaikat yang Kau dekatkan, para nabi yang Kau kirim, para hamba saleh yang Kau istimewakan, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya. Di bulan ini, jadikanlah kami orang yang layak menerima anugerah yang Kau janjikan kepada para kekasihMu, yang Kau pastikan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh beribadah kepadaMu. Tempatkan kami dalam kelompok orang yang berhak mendapat tempat paling mulia dengan rakhmatMu.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, jauhkanlah kami dari ketergelinciran dalam bertauhid kepadMu, kekurangan dalam memujiMu, keraguan terhadap agamaMu, keburukan dari jalanMu, kelalaian akan kesucianMu, ketertipuan oleh musuhMu, setan yang terkutuk!

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya. Jika pada malam-malam bulan ini ada hamba yang tengkuknya dibebaskan dengan ampunanMu atau dianugerahi maafMu, tempatkan kami pada kelompok dan orang yang terbaik di bulan ini.

Ya Allah, hilangkan dosa-dosa kami bersamaan dengan hilangnya bulan sabit Ramadhan, lepaskan beban-bena kami bersamaan dengan berlalunya hari-harinya, sehingga ketika bulan ini meninggalkan kami, Engkau telah membersihkan kami deri kesalahan, Engkau sudah melepaskan kami dari keburukan.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, jika kami di bulan ini menyimpang, luruskanlah; jika akmi tergelincir, tegakkanlah; jika setan musuh kami mencengkeram, selamatkanlah kami.

Ya Allah, penuhi bulan ini dengan pengabdian kami kepadaMu, hiasi waktu-waktunya dengan ketaatan kami kepadaMu, bantulah kami pada waktu siangnya dengan puasa dan malamnya dengan shalat khusyuk, bersimpuh dan merendah kepadaMu. Sehingga siangnya tidak menyaksikan kami dalam kelalaian, malamnya tidak melihat kami dalam kealpaan. Ya Allah, jadikan kami seperti ini juga di bulan-bulan lain, sepanjang Kau hidupkan kami.
Jadikan kami di antara hamba-hambaMu yang shalih yang menwarisi Firdaus dan kekal di dalamnya (QS Al Mukminun:11), yang memberikan apa yang mereka berikan dalam keadaan gemetaran (mengetahui) bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan, mereka termasuk orang-orang yang berlomba-lomba mendapat kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya pada setiap waktu dan saat, pada segala keadaan, sebanyak shalawat yang Kau berikan kepadanya dan gandakan shalawat itu dengan kelipatan yang hanya Engkau yang dapat menghitungnya. Sungguh Engkau melakukan apa yang Engkau kehendak

Yaa Allah! Berilah aku kemampuan untuk hidup sebagaimana kehidupan orang-orang yang baik. Dan jauhkanlah aku dari kehidupan bersama orang-orang yang jahat. Dan naungilah aku dengan rahmat-MU hingga sampai kepada alam akhirat. Demi ketuhanan-MU Wahai Tuhan seru sekalian alam.

Yaa Allah! Tunjukkanlah aku kepada amal kebajikan dan penuhilah hajat serta cita-cita-ku. Wahai Yang Maha Mengetahui keperluan, tanpa pengungkapan permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang ada didalam hati seluruh isi alam. Sholawat atas Mohammad dan keluarganya yang suci.

Yaa Allah! Sadarkanlah aku akan berkah-berkah yang terdapat di saat saharnya. Dan sinarilah hatiku dengan terang cahayanya dan bimbinglah aku dan seluruh anggota tubuhku untuk dapat mengikufi ajaran-ajarannya, Demi cahaya-Mu Wahai Penerang hati para arifin.

Yaa Allah! Liputilah aku dengan rahmat dan benikanlah kepadaku Taufiq dan penjagaan. Sucikanlah hatiku dan noda-noda fitnah wahai pengasih terhadap hamba- hambaNYA yang Mu’min.

Yaa Allah! Jadikanlah puasaku disertai dengan syukur dan penerima di atas jalan keridloan-MU dan keridloan Rasul. Cabang-cabangnya kokoh dan kuat berkat pokok-pokoknya, Demi kenabian Mohammad dan keluarganya yang suci, dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam

Yaa Allah! Jadikanlah usahaku sebagai usaha yang disyukuri, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatan ku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar dan semua yang mendengar.

Yaa Allah! Rizkikanlah kepadaku keutamaan Lailatul Qadr, dan ubahlah perkara-perkaraku yang sulit menjadi mudah. Terimalah permintaan maafku, dan hapuskanlah dosa dan keslahanku, Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba- hambanya yang sholeh.

Yaa Allah! Penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan Sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan. Dekatkanlah perantaraanku kepada-MU diantara semua perantara, Wahai Yang tidak tersibukkan oleh permintaan orang-orang yang meminta.
Allahumma bariklana fii rajab wa sya’ban wa balighna Ramadhan

Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab, Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan (HR. Ahmad dan Thabrani)
Ucapan ramadhan :
Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh. Barakallau lana walakum daaiman bijami’i khoir. Wal’awfu minkum

sumber http://korananakindonesia.wordpress.com/2010/08/14/1001-doa-saat-bulan-ramadhan/

Hikmah Ramadhan : Lailatul Qodar



Olerh ; Dr H Rochmat Wahab MA

Salah satu keistimewaan Ramadan adalah Malam Kemulyaan (Lailatul Qodar), sebagaimana diperkuat oleh QS Al Qodar. Makna lailatul qodar adalah suatu malam yang ibadah di dalamnya memiliki keutamaan lebih daripada ibadah 1.000 bulan.
Pada malam hari itu malaikat (Jibril) dengan seizin Allah mengatur setiap perkara. Demikian juga Allah SWT telah memandang mereka dengan pandangan penuh rahmat/penuh kasih sayang, dan telah memaafkan serta mengampuni mereka, kecuali 4 macam, yaitu : (1) pecandu minum arak, (2) yang berani durhaka kepada ibu-bapa, (3) yang sok memutuskan hubungan persaudaraan, dan (4) yang suka mendendam/bermusuhan, yaitu orang yang sedang bertengkar, dan tidak mau menyapa lebih dari 3 hari. (Zubdatul Wa’idhin). Mengapa malam keutamaan itu diturunkan ke Rasulullah SAW, karena diindikasikan bahwa anugerah dan rahmat Allah SWT yang diberikan kepada Rasulullah SAW dan umatnya lebih utama dibandingkan pemberian rahmat-Nya kepada makhluk lain. Ada yang berpendapat bahwa Lailatul Qodar hanya terjadi sekali saat Rasulullah SAW saja. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Lailatul Qodar terjadi pada setiap Ramadan hingga kini.

Secara gramatikal, Lailatul Qodar terjadi secara terus menerus pada Ramadan. Hal ini diperkuat dengan kata kerja (verb+ing form) yang digunakan dalam ayat pertama Q.S Al-Qodar, yaitu fi’il mudhari’ (anzalnaahu). Jika Lailatul Qodar dimaknai sebagai malam turunnya Alquran, maka berdasarkan banyak pendapat, Lailatul Qodar terjadi dalam berbagai waktu, (1) pada malam pertama Ramadan, (2) pada malam ke-17 Ramadan, dan (3) pada malam ke-27 Ramadan. Sebagian besar ulama sepakat bahwa Lailatul Qodar jatuh pada malam ke-27 Ramadan. Di samping itu, jika Lailatul Qodar dimaknai sebagai malam kemulyaan, maka Lailatul Qodar berada pada malam-malam ganjil selama 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Nabi SAW bersabda bahwa malam kemulyaan (lailatul qodar) itu, malam yang cerah (terang) tidak dingin dan tidak panas, tidak berawan, dan tidak hujan, dan tidak angin, dan tidak dilempar bintang-bintang, dan tandanya pada pagi harinya matahari terbit tak bersinar (hanya tampak terang putih tetapi tidak panas). (H.R Ath-Thabrani). Siapa yang menjumpai Lailatul Qodar dan ia salat 2 rakaat setiap rakaat membaca Al-fatihah 1x dan surat Al-Ikhlash 7X, sehabis salam lalu berishtighfar 70X, maka tidaklah ia bangun dari duduknya, hingga Allah mengampuni ia dan kedua orangtuanya. q -f *Penulis adalah Rektor UNY. Dan Allah SWT mengutus malaikat ke surga supaya menanam pohon-pohon untuknya, mendirikan gedung-gedung, dan membuka pintu air bengawan, dan ia tidak keluar dari dunia, kecuali melihat semua itu/yang dibangun oleh malaikat tadi (Tafsir Hanafi). Diharapkan sekali pada saat Lailatul Qodar, kita bisa mengamalkan minimal 3x kalimat thayyibah, yaitu Laa ilaaha illlallaah, Muhammadar rasuulullaah. Dengan amalan tiga kali itu, pertama insya Allah diampuni dosanya, kedua diselamatkan dari api neraka, dan ketiga langsung dimasukkan ke surga.

Semakin intensif dan semakin khusuk yang dilandasi dengan hati yang ikhlas dalam membaca kalimah-thayyibah, insya Allah segala janji-Nya akan dipenuhi. Demikianlah beberapa hal yang patut kita fahami sekitar Lailatul-Qodar, sehingga diharapkan sekali kita memiliki persiapan yang cukup dalam menjemput kehadiran Lailatul Qodar selama 10 hari terakhir dari Ramadan kali ini. Semoga kita selalu diberikan petunjuk oleh-Nya, sehingga kita dapat memenangkan Ramadhan tahun ini dengan peningkatan ketaqwaan. Amiin.

Sumber : Kedaulatan Rakyat Online, 11/09/2009

Menilik Rahasia Keistimewaan Ramadhan dari Rangkaian Huruf


Salah satu motivasi terbesar dalam hidup adalah ketika kita merasakan nilai lebih dari suatu perbuatan yang kita lakukan. Seperti dalam konteks pekerjaan, bila kita mengerjakan suatu pekerjaan dan mendapatkan bonus tambahan dari atasan atau bos tentu akan meningkatkan semangat atau motivasi kita dalam bekerja. Dalam konteks ibadah Ilahiyah, bonus pahala pun Allah berikan kepada para hamba-Nya yang taat, yang senantiasa menjalankan perintah-Nya dengan ikhlas serta mengharap ridho Allah. Salah satu contohnya adalah diberikannya keistimewaan dalam bulan Ramadhan kepada hamba-Nya yang menjalankan berbagai ibadah di bulan yang mulia ini, sayyidus syuhuur (penghulu diantara bulan-bulan yang lain).
Melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan memiliki nilai kwantitatif yang lebih dibandingkan dengan mengerjakannya di bulan yang lain. Hal ini digambarkan misalkan, mengerjakan ibadah sunnah di bulan Ramadhan ganjarannya seperti mengerjakan ibadah fardhu di bulan yang lain, dan mengerjakan ibadah fardhu di bulan Ramadhan pahalanya Allah lipat gandakan sampai dengan 70 kali lipat. Namun sekali lagi, fadhilah ini merupakan nilai kwantitatif dari sebuah perbuatan, bukan untuk menentukan gugurnya kewajiban ibadah yang lain karena sudah dapat pahala yang berlipat ganda. Nilai kwantitatif ibadah menjadi tidak berarti bila tidak sebanding dengan nilai kwalitatif. Dengan kata lain, sebanyak apapun pahala seseorang, tapi kalau ibadahnya tersebut tidak menimbulkan efek positif di kehidupan sehari-hari maka bisa jadi akan sia-sia juga.
Hal tersebut dijelaskan dalam hadits Nabi bahwa indikator puasa yang baik yang bisa menetralisir dosa-dosa kecil orang yang berpuasa adalah hanya semata-mata karena iman dan mengharap ridho Allah, “Man shooma romadhoona iimaanan wahtisaaban ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbihi” (Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan semata-mata karena Allah niscaya diampuni baginya dosa-dosa kecil yang telah lalu). Dua indikator tersebut, iman wahtisaaban. Artinya hanya karena Allah dan hanya mengharapkan perhitungan di hadapan Allah saja, bukan perhitungan manusia dan juga bukan perhitungan pahala yang dikumulatifkan.
Allah menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai nilai tambah atau bonus dari pahala ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan. Hal ini merupakan wujud pengejawantahan makna dari beberapa sifat Allah seperti Arrahman, Arrahim, Al-Ghoffarr, Al-Karim. Kasih sayang Allah berikan salah satunya berupa nilai pahala yang berlipat ganda. Nilai ini merupakan spirit dan motivasi bagi kita untuk menjalankan ibadah yang mudawamah dan istiqomah di bulan-bulan yang lainnya, tidak hanya di bulan Ramadhan. Output yang diharapkan dari puasa adalah “la’allakum tattaquun”, yakni senantiasa menjaga dan meningkatkan ketaqwaan selama hidup di dunia, kata “tattaqun” dalam bahasa Arab berbentuk ‘fi’il mudhori’ (kata kerja untuk masa kini dan yang akan datang), itu artinya tujuan taqwa dalam perintah bukan barang langsung jadi melainkan sebuah proses yang harus berlangsung terus menerus dalam kehidupan kini dan sampai yang akan datang.
Di lain sisi, keistimewaan bulan Ramadhan sebetulnya bisa kita telisik dari rangkaian hurufnya berdasarkan huruf hijaiyah. Bila kita menulis atau membaca tulisan Ramadhan dalam huruf Arab maka akan terangkai dari lima huruf, yaitu ‘ro – mim (ma) – dhod (dho) – alif (a) – nun’. Bila kita artikan rangkaian huruf ini bisa jadi menggambarkan keistimewaan bulan Ramadhan. Mulai dari huruf pertama yaitu ‘ro’, bisa berarti “rohmah” (kasih sayang). Di bulan Ramadhan Allah mencurahkan kasih sayangNya melalui berbagai aspek ibadah dan pengamalan nilai-nila keagamaan. Bukan hanya muslim, bahkan non muslim pun terkadang mendapatkan rizqi di bulan Ramadhan, itu semua karena Allah memberikan kasih sayangNya yang tak terhingga.
Huruf kedua yaitu ”mim”, bisa berarti “maghfiroh” (ampunan). Sudah sangat banyak pemahaman kita semua bahwa bulan Ramadhan bulan penuh ampunan., bulan dibukanya pintu sura dan ditutupnya pintu neraka, bahkan menurut hadits ada salah satu pintu surga yang khusus untuk dimasuki bagi para hamba yang berpuasa yaitu “baabur royaan”. Banyak nilai-nilai ibadah yang bisa mengantarkan kita kepada ampunan Allah atas dosa-dosa kita – bahkan yang telah lalu – dan hanya semisal memberi makan orang yang berpuasa saja sudah bisa mengampuni dosa, seperti hadits nabi yang berbunyi: “man fatthoro shooiman kaana maghfirotan lidzunuubihi” (barangsiapa yang memberi makan orang yang sedang puasa niscaya dosa-dosanya akan diampuni). Huruf ketiga dalam rangkaian kata Ramadhan adalah “dhod” yang berarti “dho’fun” (berlipat ganda). Di bulan Ramadhan sebagaimana yang telah disinggung di atas, semua kegiatan ibadah dilipat gandakan nilai pahalanya dibandingkan dengan mengerjakannya di bulan yang lain.
Kemudian huruf kelima yaitu ”alif” bisa berarti “ulfatun/ulfah” (kelembutan). Salah satu tujuan puasa juga adalah melatih diri kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang lembut, baik hati, fikiran, prasangka, kepekaan dan lain sebagainya. Puasa mentraining kita untuk merasakan lapar dan haus karena tidak makan dan minum, sehingga hati kita bisa lembut dan kepekaan kita muncul kepada saudara-saudara kita yang hidup berjuang tiap hari dengan kelaparan dan kesempitan. Dengan demikian kita bisa bersimpati dan berempati untuk menyisihkan rizqi kita kepada para fuqoro-masaakin-mustadh’afiin sebagai rasa syukur kita kepada nikmat yang telah Allah berikan. Bukankah statement Nabi Muhammad SAW dalam sebuah haditsnya sangat jelas, bahwa salah satu dari empat golongan yang dirindukan surga adalah “muth’imul jii’aan” (orang yang memberi makan yang lapar). Bahkan di dalam bulan Ramadhan pula terdapat perintah untuk mengeluarkan harta kita dalam bentuk zakat, sebagaimana Al-Qur’an menjelaskan bahwa zakat adalah sarana untuk membersihkan dan menyucikan harta kita.
Huruf yang kelima merupakan huruf terakhir dalam rangakaian kata Ramadhan adalah huruf “nun”, yang bisa berarti “ni’mah” (nikmat). Nikmat di dunia Allah berikan kepada kita semua, terlebih di bulan Ramadhan, semua nikmat hampir kita rasakan di setiap sendi. Dari nikmat yang terkecil berupa buka puasa misalkan, atau juga nikmat bisa bersilaturahim dengan keluarga yang mungkin sudah lama tidak berjumpa, dengan momentum idul fitri kita bisa menyambung lagi tali silaturahim. Nikmat terbesar yang bisa kita rasakan adalah nikmat diturunkannya kitab suci Al-Qur’an di bulan Ramadhan pada malam yang mulia yang disebut malam lailatul qodar, sehingga mengisi malam lailatul qodar dengan ibadah adalah merupakan nikmat yang agung sebagaimana agungnya malam tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai muslim yang taat harus senantiasa memaknai dan mengisi bulan Ramadhan ini dengan penuh keimanan dan pengharapan ridho Allah SWT. Semoga kita bisa menjadi lulusan terbaik dari kampus Ramadhan tahun ini. Wallahu A’lam bis showaab.

Jumat, 27 Juli 2012

30 Kesempurnaan Dalam Puasa Ramadhan



  1. Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah. ” HR.’Al-Bukhari dan Muslim)
  2. “Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang ” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya)
  3. Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati, untuk itu hendaknya Anda telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit sebelum terbit fajar, agar Anda tidak ragu-ragu.
  4. Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
  5. “Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur . ” (HR. Al-Bukhari, I\luslim dan At-Tirmidz)
  6. Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
  7. Manfaatkan bulan Ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan didalamnya, yakni membaca Al-Qur’anul Karim. Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam pada setiap malam di bulan Ramadhan selalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membacakan Al-Qur’an baginya. (HR. AL-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu).Dan pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
  8. Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
  9. “Barangsiapa tidak meninggalkan pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
  10. Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika Anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda hadapi dia dengan perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
  11. “Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa” (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)
  12. Harus lebih sabar, syukur, dan ihklas
  13. Ucapan itu dimaksudkanagar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya Di samping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki.
  14. Hendaknya Anda selesai dari puasa dengan membawa taqwa kepada Allah, takut dan bersyukur pada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi Anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah taqwa, sebab Allah berfirman : “Agar kamu bertaqwa. “(Al-Baqarah: 183)
  15. Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu. Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata : “Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kama beupuasa jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.”
  16. Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.
  17. Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paring dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika bulan Ramadhan.
  18. Ucapkanlah bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo’a :”Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “(44) (Lihat Mulhaq (bonus) Majalah Al WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390 H.hlm.38-40.)
  19. Memperbanyak melakukan berbagai macam ibadah. Jibril’alaihis salam senantiasa membacakan Al-Qur’anul Karim untuk beliau pada bulan Ramadhan; beliau juga memperbanyak sedekah, kebajikan, membaca Al-Qur’anul Karim, shalat, dzikir, i’tikaf dan bahkan beliau mengkhususkan beberapa macam ibadah pada bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lain.
  20. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyegerakan berbuka dan menganjurkan demikian, beliau makan sahur dan mengakhirkannya, serta menganjurkan dan memberi semangat orang lain untuk melakukan hal yang sama. Beliau menghimbau agar berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya maka dengan air.
  21. Nabi’shallallahu ‘alaihi wasallam melarang orang yang berpuasa dari ucapan keji dan caci-maki. Sebaliknya beliau memerintahkan agar ia mengatakan kepada orang yang mencacinya, “Sesungguhnya aku sedang puasa.”
  22. Jika beliau melakukan perjalanan di bulan Ramadhan, terkadang beliau meneruskan puasanya dan terkadang pula berbuka. Dan membiarkan para sahabatnya memilih antara berbuka atau puasa ketika dalam perjalanan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan fajar dalam keadaan junub sehabis menggauli isterinya maka beliau segera mandi setelah terbit fajar dan tetap berpuasa.
  23. Termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah membebaskan dari qadha’ puasa bagi orang yang makan atau minum karena lupa, dan bahwasanya Allahlah yang memberinya makan dan minum.
  24. Dan dalam riwayat shahih disebutkan bahwa beliau bersiwak dalam keadaan puasa. Imam Ahmad meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuangkan air di atas kepalanya dalam keadaan puasa. Beliau juga melakukan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur dalam keadaan puasa. Tetapi beliau melarang orang berpuasa melakukan istinsyaq secara berlebihan. (Lihat kitab Zaadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad, I/320-338 )
  25. Puasa yang disyari’atkan adalah puasanya anggota badan dari dosa-dosa, dan puasanya perut dari makan dan mimum. Sebagaimana makan dan minum membatalkan dan merusak puasa, demikian pula halnya dengan dosa-dosa, ia memangkas pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga memposisikannya pada kedudukan orang yang tidak berpuasa.
  26. Karena itu, orang yang benar-benar berpuasa adalah orang yang puasa segenap anggota badannya dari melakukan dosa-dosa; lisannya berpuasa dari dusta, kekejian dan mengada-ada; perutnya berpuasa dari makan dan minum; kemaluannya berpuasa dari bersenggama.
  27. Bila berbicara, ia tidak berbicara dengan sesuatu yang menodai puasanya, bila melakukan suatu pekerjaan ia tidak melakukan sesuatu yang merusak puasanya. Ucapan yang keluar darinya selalu bermanfaat dan baik, demikian pula dengan amal perbuatannya. Ia laksana wangi minyak kesturi, yang tercium oleh orang yang bergaul dengan pembawa minyak tersebut. Itulah metafor (perumpamaan) bergaul dengan orang yang berpuasa, ia akan mengambil manfaat dari bergaul dengannya, aman dari kepalsuan, dusta, kejahatan dan kezhaliman.
  28. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan : “Dan sesungguhnya ban (mulut) orang puasa itu lebih harum di sisi AIlah daripada aroma minyak kesturi. “(HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, hadits hasan shahih gharib).
  29. Inilah puasa yang disyari’atkan. Tidak sekedar nahan diri dari makan dan minum. Dalam sebuah menahan diri dari makan dan minum”. Dalam hadits shahih disebutkan : “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta serta kedunguan maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum .(HR. Al-Bukhari, Ahmad dan lainnya)
  30. Dalam hadits lain dikatakan : Betapa banyak orang puasa, bagian dari puasanya (hanya) lapar dan dahaga. ” (HR. Ahmad, hadits hasan shahih) (Dan ia menshahihkan hadits ini.)

Kata-kata Nasihat Cinta Kahlil Gibran


Kita akan melampaui senja; secara kebetulan membangunkan fajar dari dunia yang lain. Tapi cinta akan tetap tinggal, dan bekas-bekas jarinya takkan terhapus. Direstui menempa pembakaran, berloncatan bunga-bunga api, dan tiap bunga api adalah matahari. Itu lebih baik bagi kita, lebih arif, menemukan sebuah bayangan yang tersangkut dan tidur di bumi kedewaan kita, dan biarkan cinta, manusia dan yang papa, memimpin hari yang akan tiba.

Kita ini satu, kekasihku. Kau telah memasuki diriku dan salah satu dari kita tidak bisa memutuskan hubungan tanpa menghancurkan yang lain. Hubungan ini jadi milik “diri” kita. Aku tidak bisa berpikir, berimajinasi, mencipta dan bekerja tanpa kau, lebih daripada tanpa diriku sendiri. Dan suatu hubungan harus kuat memikul derita seperti hubungan kita – dan menahan goncangan seperti masa-masa menyakitkan yang sudah kita lewati. Tetapi tanpa masa-masa menyakitkan itu, kukira hubungan ini tidak akan jadi begitu indah.

Jangan menangis, Kekasihku. Cinta tercipta untuk membuat mata-mata kita dan menjadikan kita pelayannya, agar kita mendapat anugerah kekuatan dan ketabahan. Hentikan airmatamu, karena kita telah mengangkat sumpah.

Aku adalah pohon yang tumbuh di keteduhan, dan kini aku menjulurkan dahan-dahanku meraih getar cahaya hari. Aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal padamu, kekasihku, dan harapanku semoga perpisahan kita akan seagung dan seindah cinta kita menjadi seperti api yang melebur batangan emas dan membuatnya menjadi lebih berharga.

Curahan hatiku kepadamu – apa maksud semua itu? Sebenarnya, aku tidak tahu apa yang kumaksudkan dengan semua ini. Akan tetapi, aku tahu bahwa kau adalah kekasihku dan bahwa aku memuja cinta. Kemiskinan dan kerja keras yang didampingi cinta jauh lebih baik daripada kekayaan tanpa cinta.

Cinta yang memiliki jemari yang sehalus sutera, tapi kuku-kukunya yang runcing meremas jantung dan membuat manusia menderita karena duka. Dan cinta adalah sekumpulan duka yang terangkum dalam pujian doa, membumbung ke angkasa bersama harum aroma dupa.

Patahnya cinta itu menyanyi, kesedihan pengetahuan itu berbicara, melankolis keinginan berbisik, dan derita kemiskinan menangis. Tetapi ada kesedihan yang lebih dalam dari cinta, lebih tinggi dari pengetahuan, lebih kuat dari keinginan, dan lebih pahit dari kemiskinan. Kesedihan seperti itu bisu tanpa suara; sedang matanya berkedip bagai bintang-bintang.

Karena himpitan benda membunuh manusia, pelan, tanpa derita, tapi cinta kasih membuatanya terjaga, dan pedih perih menghidupkan kepekaan jiwa.

Kasih, api cinta itu turun dari langit dalam berbagai bentuk dan rupa, namun perngaruh mereka di dunia adalah satu.

Kebisuan malam adalah utusan yang paling berjasa di antara dua hati, karena ia mengemban pesan cinta dan membawakan pujian dari hati kita. Sebagaiman Tuhan membuat jiwa-jiwa kita sebagai tawanan tubuh-tubuh kita.

Kita akan berjalan memasuki temaram, Mungkin saja akan bangun ke dalam tubuh dunia lainnya. Tetapi cinta kan tetap tinggal; dan bekas-jarinya tidak akan terhapuskan. Akan lebih baik buat kita, lebih bijaksana, untuk mencari sudut yang rindang dan tidur dalam kesucian bumi kita. Dan biarkan cinta manusia dan kelemahan, menguasai masa depan.

Cinta membuat jalan keras menjadi lunak and membalikkan kegelapan menjadi cahaya, serta kehormatan yang berada di hadapan jiwa. Menggalakkannya dari gairah dan keinginannya. Cinta diberikan Tuhan dalam hati. Kehormatan dicurahkan oleh hukum-hukum manusia menuju pikiran.

Tuhan telah menciptakan pada kalian jiwa bersayap untuk terbang mengarungi cakrawala cinta dan kebebasan. Betapa sedihnya memotong sayap itu dengan tanganmu sendiri dan menyiksa jiwamu seperti kutu yang merayap di atas bumi.

Cinta berlalu di hadapan kita, berbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari darinya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejar, untuk berbuat jahat atas namanya.

Cinta adalah karunia Tuhan pada jiwa-jiwa yang peka dan agung. Haruskah kita campakkan dan biarkan babi-babi itu memporak-porandakan dan menginjak-injaknya. Dunia penuh keajaiban dan keindahan. Lalu mengapa kita hidup dalam terowongan sempit yang digali oleh pendeta itu untuk kita. Hidup penuh dengan kebahagiaan dan kebebasan, tapi mengapa kita tetap membiarkan belenggu di pundak kita dan kita patahkan rantai-rantai yang menjerat kaki-kaki kita, lalu berjalan dengan bebas menuju kedamaian.

Orang-orang yang oleh cinta tidak diberi sayap tidak akan bisa terbang di balik awan untuk melihat dunia magis, di mana jiwaku dan jiwa kekasihku hidup bersama-sama di satu kebahagiaan yang menyedihkan. Mereka yang tidak dipilih oleh cinta sebagai pengikutnya tidak akan mendengar ketika cinta memanggil-manggil.

Berkasih-kasihanlah, namun jangan membelenggu cinta, biarkan cinta senantiasa, bagaikan air hidup, yang mengalir antara pantai kedua jiwa.

Ketika dua orang saling mencinta, mereka harus seperti bunga teratai masing-masing kelopaknya satu demi satu, menunjukkan hati emasnya tidak erat tertutup, agar membias di kolam, pohon-pohon, dan langit. Padahal terlalu banyak manusia yang hatinya tertutup.

Sebab sebagaimana cinta memahkotaimu, demikian pula dia akan menyalibmu. Demi pertumbuhanmu, begitu pula demi pemangkasanmu. Sebagaimana dia membumbung, mengecup puncak-puncak ketinggianmu, membelai mesra ranting-ranting terlembut yang bergetar dalam cahaya matahari, demikian pula dia menghujam ke dasar akarmu, mengguncang-guncangnya dari ikatanmu dengan tanah.

Dengan cinta, laksana butir-butir gandum engkau diraihnya, ditumbuknya engkau sampai polos telanjang, diketamnya engkau agar bebas dari kulitmu, digosoknya hingga menjadi putih bersih, diremas-remasnya hingga menjadi bahan yang lemas dibentuk. Akhirnya diantarkan kepada api suci, laksana roti suci yang dipersembahkan pada pesta kudus Tuhan. Demikian pekerti Cinta atas diri manusia, supaya engkau pahami rahasia hati, dan kesadaran itu menjadikanmu segumpal hati Kehidupan.

Kuingatkan padamu, janganlah bertarung untuk berebut singasana cinta, karena cinta dan keindahan selalu akan tunduk dalam damai. Ingatlah ketika cinta memandang, ia adalah sebuah penyakit diantara daging dan tulang, dan hanya ketika masa muda telah lewat, rasa sakit akan memberinya kekayaan dan penderitaan membawa pengetahuan.

Apabila engkau mencintai, jangan berkata: “Tuhan ada di dalam hatiku.” Tetapi sebaiknya engkau merasa: “Aku berada di dalam Tuhan.” Dan juga jangan mengira, bahwa engkau dapat menentukan arah jalannya cinta, karena cinta apabila telah memilihmu, dia akan menentukan perjalanan hidupmu.

Jangan anggap cinta datang dari persahabatan yang lama dan hubungan akrab. Cinta adalah anak keturunan kecocokan jiwa. Dan jika kecocokan itu tak ada, cinta tak akan pernah tumbuh, dalam hitungan tahun. Bahkan generasi.

Karena cintalah dunia dipelihara, karena cinta setiap makhluk terus mempertahankan diri sendiri-sendiri, dan karena cinta mata yang utuh menjaga bagian-bagiannya… dia yang menyebut cinta dewi masyarakat manusia tidak salah, karena efek aneh dan kesan ajaib yang dihasilkan di kalangan manusia.

Mereka katakan jika orang memahami dirinya, dia memahami semua orang. Tetapi aku katakan padamu, apabila orang mencintai seseorang, dia belajar sesuatu mengenai dirinya sendiri.

Alangkah buasnya cinta yang menanam sekuntum bunga dan membongkar semua tanaman; Sebab ialah yang menyegarkan kita, apa yang akan membuat kita marah sepanjang zaman.

Cinta tiada berkeinginan selain mewujudkan maknanya. Namun jika engkau mencintai disertai berbagai keinginan, wujudkanlah dia jadi keinginanmu: Meluluhkan diri, mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan lagu persembahan malam, mengenali kepedihan kemesraan yang terlalu dalam, merasakan luka akibat perngetianmu sendiri tentang cinta, serta meneteskan darah suka rela serta suka cita, terjaga di fajar subuh dengan hati seringan awan.

Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan mampu membuka pikirannya, dan merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

Pada cinta pemahaman diperlukan…. Untuk mencintai berarti kita harus memahami sekalipun memahami dengan badan. Ketika misalnya saya melihat keindahan bunga – badan saya memahami keindahannya – tergambar ada padanya.

Jika kebaikan terkandung dalam cinta kepada apa yang agung, dan dalam kerinduan akan yang jauh dan tak terlihat – jika kebaikan adalah semua hal tersebut, maka akulah salah satu dari orang-orang yang memiliki kebaikan. Tapi jika itu terletak dalam hal-hal yang lain dari ini semua, maka aku tidak tahu siapa aku ini. Menurutku, kekasih, wanita yang sempurna harus menuntut hadirnya kebaikan dalam jiwa seorang pria, sekalipun ia bodoh.

Terkadang aku berkata pada hati, ”Jurang pemisah ini disebabkan oleh sesuatu yang tidak beres dalam diriu. Kalau yang salah itu dibereskan, aku akan amat dekat dengan semua orang dan mungkin akan mencintai mereka dengan cinta yang baru.”

Rasa cinta adalah hiburanku yang kala malam mendendangkan lagu-lagu kebahagiaan, membangunkanku di kala fajar, untuk mengungkap makna hidup. Cinta yang dianugerahkan oleh Tuhan, terbebas dari rasa dengki karena harta, tak pernah menyakiti raga karena ia ada dalam jiwa. Ia adalah sebuah pertalian kokoh yang memandikan jiwa dalam ketabahan, rasa lapar luar biasa, yang mengisi jiwa dengan karunia.

Cinta yang terbatas ingin memiliki yang dicintai, tapi cinta yang tak terbatas hanya terbatas menginginkan cinta itu sendiri, cinta yang tumbuh dalam perpaduan kenaifan dan gairah masa muda, memuaskan diri dengan memiliki dan tumbuh dengan pelukan. Tapi cinta yang dilahirkan bersama segala rahasia malam tak pernah puas dengan apa pun selain keabadian dan kelestarian dan ia hanya membungkuk dan patuh pada Tuhan.

Musuh berkata padaku, ”Cintailah musuhmu.” Dan aku mematuhinya serta mencitai dariku.

Semaikan benih dan bumi akan memberi kamu bunga. Mimpikan impianmu sampai ke langit dan ia akan memberimu yang kamu cintai.

Memperlihatkan cinta adalah suatu kepicikan dibanding sesuatu yang agung, yang tersembunyi di balik cinta.

Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, sebab kekuataan itu tidak akan direnggut dari manusia penuh berkat yang mencinta.

Cinta senantiasa malu terhadap kecantikan, namun kecantikan akan selalu diburu cinta. Dan pernahkah cinta menentang benci dengan kekuatan yang lebih hebat dari cinta itu sendiri?

Banyak hal yang kucintai, tetapi ternyata dibenci orang-orang. Sedangkan hal-hal yang kubenci, ternyata mereka cintai. Hal-hal yang kucintai saat masih kanak-kanak tetap kucintai sampai saat ini. Dan yang kucintai saat ini akan kucintai sampai akhir kehidupan nanti. Sebab menurutku cinta adalah segala yang dapat menghilangkannya dariku.

CINTA DALAM KETIADAAN


Betapa tak ’kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya serta keindahan wajah hari terang-Nya?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku: semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku!
Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi kebahagiaan Rajaku yang tiada bandingnya.
Titk air mata demi Dia adalah mutiara, meski orang menyangka sekedar air mata.
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma berkisah.
Hatiku bilang teriksa oleh-Nya, dan kutertawakan seluruh dalihnya.
Perlakukanlah aku dengan benar, O Yang Maha Benar, O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu!
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu? Di manakah sang Kekasih, di manakah “kita” dan “aku”?
O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan “aku”, O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita.
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu, Engkau-lah Yang Satu itu; ketika bagian-bagian musnah, Engkau-lah Kesatuan itu.
Engkau ciptakan ”aku” dan ”kita” supaya memainkan puji-pujian bersama diri-Mu,
Hingga seluruh ”aku” dan ”engkau” dapat menjadi satu jiwa serta akhirnya lebur dalam sang Kekasih.


Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi,

CINTA, SANG PENERANG








Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta:
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.


Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi,

”KEPADA-MU AKU MENGHADAP”


O Kau yang menghibur jiwaku di kala duka
O kau harta ruhku di kala pahitnya maut datang mencengkam!
Yang khayalan tak sanggup menduga, dan pengertian tak sampai menyaksikan,
Mengunjungi jiwaku dari-Mu; maka kepada-Mu aku menghadapkan doaku.
Dengan keagungan-Mu ke kehidupan abadi kutetapkan tatapan mesraku,
Kecuali, O Raja, bila kemegahan duniawi menyesatkanku.
Pertolongan dia yang membawa kabar gembira dari-Mu,
Meski tanpa panggilan-Mu, bagi telingaku lebih merdu daripada lagu-lagu.
Walau Karunia yang tak pernah berhenti 'kan menawarkan kerajaan,
Walau Harta benda yang Tersembunyi di hadapanku ’kan diletakkan,
Aku akan bersujud dengan seluruh jiwaku, 'kan kuletakkan wajahku pada debu
Aku akan berseru, "Dari semuanya ini, cinta dari yang Satu itulah yang kudambakan!"


Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi,

Rabu, 25 Juli 2012

KISAH NABI SYU'AIB


Mihrab Nabi Syuaib
Banyak orang di zaman kita beranggapan bahwa agama hanya merupakan program-program yang kosong dan nilai-nilai akhlak semata. Ini adalah keyakinan klasik dan salah. Pada hakikatnya, agama adalah sistem dalam kehidupan dan pergaulan. Intinya ialah hubungan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, usaha memisahkan antara problem-problem tauhid dan perilaku manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari berarti memisahkan agama dari kehidupan dan mengubahnya menjadi adat-istiadat, tradis-tradisi, dan acara-acara ritual yang hampa. Kisah Nabi Syu'aib menampakkan hal yang demikian secara jelas.
Allah SWT mengutus Syu'aib pada penduduk Madyan:
"Dan kepada (penduduk) Madyan (kami utus) saudara mereka, Syu 'aib. Ia berkata: 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.'" (QS. Hud: 84)

Ini adalah dakwah yang sama yang diserukan oleh setiap nabi. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara satu nabi dan nabi yang lain. Ia merupakan dasar akidah dan tanpa dasar ini mustahil suatu bangunan akan berdiri. Setelah peletakan bangunan tersebut, Syu'aib mulai menyuarakan dakwahnya:
"Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (QS. Hud: 84)
Setelah menjelaskan masalah tauhid secara langsung, Nabi Syu'aib berpindah pada masalah muamalah sehari-hari yang berkenaan dengan kejujuran dan keadilan. Adalah hal yang terkenal pada penduduk Madyan bahwa mereka mengurangi timbangan dan mereka tidak memberikan hak-hak manusia. Ini adalah suatu kehinaan yang menyentuh kesucian hati dan tangan sebagaimana menyentuh kesempurnaan harga diri dan kemuliaan.
Para penduduk Madyan beranggapan bahwa mengurangi tim bangan adalah salah satu bentuk kelihaian dan kepandaian dalam jual-beli serta bentuk kelicikan dalam mengambil dan membeli. Kemudian nabi mereka datang dan mengingatkan bahwa hal tersebut merupakan hal yang hina dan termasuk pencurian. Nabi Syu'aib memberitahukan kepada mereka bahwa beliau khawatir jika mereka meneruskan perbuatan keji itu niscaya akan turun kepada mereka azab di mana manusia tidak akan dapat menghindar dari siksaan itu. Perhatikanlah bagaimana campur tangan Islam melalui Nabi Syu'aib yang diutus kepada manusia di mana ia memperhatikan persoalan jual-beli dan mengawasinya:
"Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan." (QS. Hud: 85)
Nabi Syu'aib meneruskan misi dakwahnya. Beliau mengulang-ulangi nasihatnya kepada mereka dengan cara yang baik dan mengajak ke jalan yang baik, tidak ke jalan yang buruk; beliau menghimbau kepada mereka untuk menegakkan timbangan dengan keadilan dan kebenaran dan mengingatkan mereka agar jangan merampas hak-hak orang lain. Merampas hak-hak orang lain itu tidak terbatas pada jual-beli saja, namun juga berhubungan dengan perbuatan-perbuatan lainnya; beliau memerintahkan mereka untuk menegakkan timbangan keadilan dan kejujuran. Demikianlah seruan dari agama tauhid dan akidah tauhid di mana ia selalu menyuarakan kejujuran dan keadilan.
Agama selalu memerintahkan manusia untuk menjalin kerjasama sesama mereka dalam kehidupan sehari-hari dengan cara-cara yang bijaksana dan baik, baik menyangkut hubungan kerja, hubungan pribadi maupun hubungan lainnya. Al-Qur'an al-Karim mengatakan: "Dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka. "Dan kata as-Syai' (sesuatu) dalam ayat tersebut diucapkan kepada hal-hal yang bersifat materi dan yang bersifat non-materi (rohani) di mana masuk dalam katagori itu perbuatan-perbuatan dan hubungan-hubungan yang menghasilkan. Al-Qur'an melarang segala bentuk kelaliman, baik kelaliman berkenaan dengan menimbang buah-buahan atau sayur-sayuran maupun kela liman dalam bentuk tidak memberikan penghargaan terhadap usaha manusia dan pekerjaan mereka. Sebab, kelaliman terhadap manusia akan menciptakan suasana ketidakharmonisan yang berakibat pada timbulnya penderitaan, sikap putus asa, dan sikap tidak peduli, sehingga pada akhirnya hubungan sesama manusia berjalan tidak harmonis dan menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan. Oleh katrena itu, Al-Qur'an mengingatkan agar jangan sampai ada manusia yang berbuat kerusakan di muka bumi:
"Dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa (keuntungan) dart Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorangpenjaga atas dirimu." (QS. Hud: 85-86)
Yang dimaksud al-'Atsu ialah sengaja membuat kerusakan dan bertujuan untuk membuat kerusakan. Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi; janganlah kalian sengaja untuk menciptakan keonaran di muka bumi. Apa yang ada di sisi Allah SWT adalah hal yang terbaik buat kalian jika kalian benar-benar ber iman. Kemudian Nabi Syu'aib memberitahu kepada mereka bahwa ia tidak memiki sesuatu kepada mereka; ia tidak dapat menguasai mereka tidak juga ia selalu mengawasi mereka. Beliau hanya sekadar seorang rasul atau utusan untuk menyampaikan ajaran Tuhannya:
"Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu. " (QS. Hud: 86)
Dengan cara yang demikian, Nabi Syu'aib menjelaskan kaumnya bahwa masalah yang mereka hadapi saat ini sangat penting dan sangat serius, bahkan sangat berat. Beliau memberitahu mereka akibat yang bakal mereka terima jika mereka membuat kerusakan. Selesailah bagian pertama dari dialog Nabi Syu'aib bersama kaumnya. Nabi Syu'aib telah mengawali pembicaraan dan kaumnya mendengarkan. Kemudian beliau berhenti dari pembicaraannya dan sekarang kaum membuka pembicaraan:
"Mereka berkata: 'Hai Syu'aib, apakah agamamu yang menyuruh agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang hand berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal " (QS. Hud: 87)
Para penduduk Madyan yang kafir mereka biasa merampok dan menyembah al-Aikah, yaitu pohon dari al-Aik yang dikelilingi oleh dahan-dahan yang berputar di sekelilingnya. Mereka termasuk orang-orang yang menjalin hubungan sesama manusia dengan cara-cara yang sangat keji. Mereka suka mengurangi timbangan; mereka mengambil yang lebih darinya dan tidak menghiraukan kekurangannya. Perhatikanlah semua itu dalam dialog mereka bersama Syu'aib. Mereka berkata, "wahai Syu'aib apakah agamamu yang memerintahkanmu...?" Seakan-akan agama ini mendorong Syu'aib dan membisikinya serta memerintahnya sehingga ia menaati tanpa pertimbangan dan pemikiran. Sungguh Syu'aib telah berubah dengan agamanya itu menjadi alat yang bergerak dan alat yang tidak sadar. Demikianlah celaaan dan tuduhan keji yang dialamatkan oleh kaum Nabi Syu'aib kepadanya. Agama Syu'aib telah membuatnya gila dan membuatnya nekat untuk memerintahkan mereka meninggalkan apa yang selama ini mereka sembah dan disembah oleh kakek-kakek mereka. Kakek-kakek mereka telah menyembah tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan sementara agama Syu'aib memerintahkan mereka untuk hanya menyembah Allah SWT. Kenekatan model apa dari Syu'aib ini?
Dengan ejekan dan penghinaan ini, Nabi Syu'aib menghadapi dialog yang terjadi dengan mereka. Kemudian mereka kembali bertanya-tanya dengan penuh keheranan dan dengan nada mengejek: "Apakah agamamu yang menyuruh agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami." Tidakkah engkau sadar wahai Syu'aib bahwa agamamu ingin mencampuri keinginan kita dan cara kita menggunakan harta kita? Apakah hubungan keimanan dan salat dengan muamalah materi?
Dengan pertanyaan ini, kaum Nabi Syu'aib mengira bahwa mereka mencapai suatu tingkat kecerdasan. Mereka mengemukakan di hadapannya problem keimanan, dan mereka mengingkari adanya keterkaitan antara perilaku manusia dan muamalah mereka serta perekonomian mereka. Ini adalah masalah yang klasik; ini adalah usaha untuk memisahkan antara ekonomi dan Islam di mana setiap nabi justru di utus tntuknya meskipun nama-nama mereka berbeda-beda; ini adalah masalah kuno yang diungkap oleh kaum Nabi Syu'aib di mana mereka mengingkari bahwa agama turut campur dalam kehidupan sehari-hari mereka, perekonomian mereka dan cara mereka menggunakan harta mereka. Mereka menganggap bahwa menginfakkan harta atau menggunakannya atau menghambur-hamburkannya adalah suatu yang tidak berhubungan dengan agama. Hal itu menyangkut kebebasan pribadi manusia. Bukankah itu hartanya yang khusus lalu mengapa agama turut campur di dalamnya?
Demikianlah pemahaman kaum Nabi Syu'aib kepada Islam yang dibawa oleh Nabi Syu'aib. Kami kira pemahaman demikian sedikit atau banyak tidak berbeda dengan pemahaman banyak masyarakat di zaman kita sekarang mereka menganggap bahwasannya Islam tidak memiliki kaitan dengan kehidupan pribadi manusia dan kehidupan perekonomian mereka. Oleh karena itu, manusia dapat menggunakan harta mereka sesuai dengan kemauan mere ka: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal."
Mereka ingin mengatakan kepada Nabi Syu'aib, seandainya engkau seorang yang bijaksana dan memiliki pemikiran yang matang niscaya engkau tidak akan mengatakan apa yang telah engkau katakan. Mereka kembali mengejek Nabi Syu'aib dan merendahkan dakwahnya. Seandainya Anda bertanya kepada kaum Nabi Syu'aib tentang pemahaman agama mereka maka mereka pasti mengingkari bahwa agama adalah sebagai sistem dalam kehidupan yang menjadikan hidup lebih mulia, lebih suci, lebih adil dan lebih pantas manusia untuk menjabat sebagai khalifatullah di muka bumi; seandainya Anda bertanya kepada mereka tentang agama niscaya mereka memberitahumu bahwa ia hanya berupa kumpulan nilai-nilai rohani yang baik yang tidak mewarnai kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman seperti ini, agama hanya sekadar hiasan. Ini adalah pemahaman yang menggelikan karena Allah SWT mengutus para nabi dan ajaran-ajaran yang mereka bawa bukan untuk perhiasan dan main-mainan. Maha Suci Allah SWT dari semua itu. Allah SWT mengutus para nabi-Nya dengan membawa sistem baru dalam kehidupan, yaitu sistem yang mencakup nilai-nilai dan pemikiran-pemikiran yang itu semua tidak akan bermakna jika tidak berubah menjadi suatu sistem dalam kehidupan secara umum dan mengatur kehidupan secara khusus. Dengan pemahaman seperti inilah agama menjadi mulai dan agama menjadi benar adanya. Dan dengan asumsi seperti ini, kita memahami seberapa jauh campur tangan agama dalam persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari: dimulai dari hubungan-hubungan cinta sampai undang-undang perkawinan, bahkan cara mengambil keputusan hidup sampai sistem dalam menginfakkan uang dan menggunakannya, juga sistem dalam cara menggunakan dan mendistribusikan kekayaan dan sebagainya. Jika manusia memahami agama seperti ini makajadilah agama sesuatu kebenaran. Dan kalau tidak, agama laksana puing-puing saja.
Nabi Syu'aib mengetahui bahwa kaumnya mengejeknya karena mereka menganggap agama tidak turut campur dalam kehidupan sehari-hari. Namun, beliau menghadapi semua itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang karena beliau yakin apa yang beliau bawa adalah kebenaran. Beliau tidak peduli dengan ejekan mereka dan tidak tersinggung dengannya dan tidak mempersoalkan hal itu; beliau memberi pengertian kepada mereka bahwa beliau berada di atas kebenaran dari Tuhannya; beliau adalah seorang nabi yang mengetahui kebenaran; beliau tidak melarang mereka untuk meninggalkan sesuatu yang di balik larangan itu mendatangkan keuntungan pribadi buatnya; beliau tidak ingin menasihati mereka dalam kejujuran agar pasar menjadi sepi dan karenanya beliau mengambil manfaat; beliau hanya sekadar seorang nabi di mana dakwah setiap nabi tergambar dalam ungkapan yang singkat:
"Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. " (QS. Hud: 88)
Yang beliau inginkan hanya al-Islah (usaha membuat perbaikan). Demikanlah kandungan dan inti dakwah para nabi yang sebenarnya. Mereka adalah al-Muslihun, yaitu orang-orang yang mem buat perbaikan; mereka memperbaiki akal, memperbaiki hati dan memperbaiki kehidupan yang umum dan kehidupan yang khusus:
"Syu'aib berkata: 'Hai kaumku, bagaimana pikiranku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.'" (QS. Hud: 88)
Setelah Nabi Syu'aib menjelaskan tujuan-tujuannya kepada mereka dan menyingkapkan kebenaran dakwahnya, beliau mulai mengotak-atik akal-akal rnereka; beliau mengungkapkan kepada mereka bagaimana pergulatan orang-orang sebelum mereka dengan para nabi sebelumnya, yaitu kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Hud, kaum Nabi Saleh, dan kaum Nabi Luth yang masa mereka ddak jauh dengan masa Nabi Syu'aib. Beliau mulai berdialog dengan mereka dan mengingatkan mereka bahwa sikap penentangan mereka justru akan mendatangkan siksaan bagi mereka. Nabi Syu'aib mengingatkan mereka bagaimana nasib orang-orang yang mendustakan kebenaran:
"Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpah kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun dari Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. " (QS. Hud: 89-90)
Usai Nabi Syu'aib berdakwah kepada Allah SWT dan menjelaskan al-ishlah (usaha memperbaiki masyarakat) dan mengingatkan mereka bahaya penentangan serta menakut-nakuti mereka dengan menceritakan kembali siksaan yang diterima orang-orang yang berbohong sebelum mereka. Meskipun demikian, Nabi Syu'aib tetap membukakan pintu pengampunan dan pintu taubat bagi mereka. Beliau menunjukkan kepada mereka kasih sayang Tuhannya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Namun kaum Nabi Syu'aib memilih azab. Kekerasan hati mereka dan keinginan mereka untuk mendapatkan harta yang haram serta rasa puas dengan sistem yang mengatur mereka, semua itu menyebabkan mereka menolak kebenaran:
"Mereka berkata: 'Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu.'" (QS. Hud: 91)
Kami tidak memahamimu. Engkau adalah seorang yang mengacau; engkau mengatakan sesuatu yang tidak dimengerti:
"Dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami." (QS. Hud: 91)
Beliau dikatakan sebagai orang yang lemah karena orang-orang fakir dan orang-orang yang rrienderita adalah orang-orang yang beriman padanya, sedangkan orang-orang kaya dan para pembesar telah menentang mereka. Demikianlah pertimbangan umumnya manuria yang tidak memiliki kekuatan cukup untuk menghadapi kebenaran dakwah Nabi Syu'aib di mana beliau dianggap sebagai orang yang lemah:
"Kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami akan merajammu."(QS. Hud: 91)
Seandainya kalau bukan karena keluargamu dan kaummu dan orang-orang yang mengikutimu niscaya kami akan menggali suatu lubang dan kami akan bunuh kamu dilubang itu dengan cara melempari kamu dengan batu:
"Sedang kamu pun bukanlah seorangyang berwibawa di sisi kami." (QS. Hud: 92)
Kaum Nabi Syu'aib berpindah dari cara mengejek pada cara menyerang. Nabi Syu'aib telah menyampaikan bukti kepada mereka setelah mereka mengejeknya, lalu mereka mengubah cara mereka berdialog. Mereka memberitahunya bahwa mereka tidak memahami apa yang beliau katakan dan mereka melihat bahwa Nabi Syu'aib sebagai orang yang lemah dan hina. Dan seandainya kalau bukan karena mereka takut (kasihan) kepada keluarganya niscaya mereka akan membunuhnya. Mereka menampakkan kebencian kepada Nabi Syu'aib dan ingin sekali untuk membunuhnya kalau bukan karena alasan-alasan yang berhubungan dengan keluarganya. Menghadapi ancaman itu, Nabi Syu'aib tetap menunjukkan sikap lembutnya lalu beliau bertanya kepada mereka dengan maksud untuk menggugah kesekian kalinya akal mereka:
"Syu 'aib menjawab: 'Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah. " (QS. Hud: 92)
Apakah cukup rasional jika mereka membayangkan hal tersebut? Mereka melupakan hakikat kekuatan yang mengatur alam. Sesungguhnya hanya Allah SWT Yang Maha Mulia dan Maha Kuat. Seharusnya mereka mengingat hal itu; seharusnya seseorang tidak takut kepada apapun selain Allah SWT dan tidak membandingkan kekuatan di alam wujud ini dengan kekuatan Allah SWT. Hanya Allah SWT Yang Kuat dan hanya Dia yang mengatur hamba-hamba-Nya.
Tampak bahwa kaum Nabi Syu'aib mulai kesal dan semakin kesal dengannya, lalu berkumpullah para pembesar kaumnya:
"Pemuka-pemuka dari kaum Syu 'aib yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan dengan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami.'" (QS. al-A'raf: 88)
Mereka menggunakan tahap baru dengan cara mengancam Nabi Syu'aib; mereka mengancamnya untuk membunuh dan mengusir dari desa mereka; mereka memberi pilihan kepada Nabi Syu'aib antara terusir dan kembali kepada agama mereka yang menyembah pohon-pohon dan benda-benda mati. Nabi Syu'aib memberitahu kepada mereka bahwa masalah kembalinya ia ke agama mereka adalah masalah yang tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang disebutkan dalam perjanjian. Sungguh Allah SWT telah menyelamatkan beliau dari agama mereka lalu bagaimana beliau kembali lagi padanya? Beliau yang mengajak mereka pada agama tauhid lalu bagaimana beliau mengajak mereka untuk kembali pada kesyirikan dan kekufuran? Beliau mengajak mereka dengan cara yang lembut dan kasih sayang sementara mereka mengancamnya dengan kekuatan.
Demikianlah pertentangan antara Nabi Syu'aib dan kaumnya semakin berlanjut. Nabi Syu'aib memegang amanat dakwah untuk menghadapi para pembesar, para pendusta, dan para penguasa kaumnya. Akhirnya, Nabi Syu'aib mulai mengetahui bahwa mereka tidak lagi memiliki harapan karena mereka telah berpaling dari Allah SWT:
"Sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. Dan (dia berkata): 'Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan). Sesungguh nya aku pun menunggu bersama kamu." (QS. Hud: 92-93)
Nabi Syu'aib berlepas diri dari mereka. Mereka telah berpaling dari agama Allah SWT bahkan telah mendustakan nabi-Nya dan menuduhnya bahwa ia tersihir dan seorang pembohong. Maka, setiap orang hendaklah melakukan apa saja yang diinginkannya dan hendaklah mereka menunggu azab Allah SWT. Kemudian pergulatan antara Nabi Syu'aib dan kaumnya berakhir adanya fase baru. Mereka meminta kepada Nabi Syu'aib untuk mendatangkan azab dari langit jika beliau termasuk orang-orang yang benar. Dengan nada mencibir dan menantang, mereka berkata: "di mana azab itu, di mana siksaan yang dijanjikan itu? Mengapa terlambat datang?"
Mereka mengejek Nabi Syu'aib dan beliau dengan tenang menunggu datangnya azab Allah SWT. Allah SWT mewahyukan kepada beliau agar keluar bersama orang-orang mukmin dari desa tersebut. Akhirnya, Nabi Syu'aib keluar bersama para pengikutnya dan datanglah azab Allah SWT:
"Dan takkala datang azab Kami. Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari kami, dan orang-orang lalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaan bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." (QS. Hud: 94-95)
Ia adalah teriakan sekali saja satu suara yang datang kepada mereka dari celah-celah awan yang menyelimuti. Mula-mula mereka barangkali bergembira karena membayangkan itu akan membawa hujan tetapi mereka dikagetkan ketika datang kepada mereka siksaan yang besar pada hari yang besar.
Selesailah masalah ini. Mereka menyadari bahwa teriakan itu membawa bencana buat mereka; teriakan itu menghanguskan setiap makhluk yang ada di dalam negeri itu. Mereka tidak mampu bergerak dan tidak mampu menyembunyikan diri dan tidak pula mereka dapat menyelamatkan diri mereka.